Sunday, December 9, 2012

resensi novel laskar pelangi

Resensi Novel Laskar Pelangi 


 1.  Identitas Buku :
Judul  : Laskar Pelangi
Penulis  : Andrea Hirata
Penerbit  : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit :Cetakan III, Juli 2007
Tebal halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis
Harga  : Rp.69.000,-
2. Tujuan Meresensi Novel
Banyak orang (teman-teman) yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus kepada
saya, maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah saya baca
ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi “sangat bagus”, karena di dalamnya
banya terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang keagamaan, persahabatan yang
luar biasa, cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir
yang tidak bisa kita tebak.
3. Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik)
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong,
Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil
yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil
Sekolah Muhamadiyah.
b. Tokoh dan Perwatakan
Kucai : benyak bicara.
Sahara : keras kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik.
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan sabar.
Borek : nakal.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik.
Lintang : pantangmenyerah.
Mahar : imajinatif dan cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
c. Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju.
d. Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan, karena dalam
penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
e. Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada kata-kata yang sulit untuk
dipahami atau dapat kita mengerti. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan bahasa
berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu di BangkaBelitong, daerah terpencil yang
belum meluas bahasanya.
f. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan dirumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
4. Keunggulan Novel
a. Organisasi
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain
harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan
isi novel tidak berbelit-belit.
b. Isi
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan
cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utamabuku ini Ikal, akan menuntun kita
dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar kita dapat melihat ke dalam diri
sendiri dengan penuh pengharapan, agar kita menolaksemua keputusasaan dan
ketakberdayaan kita sendiri.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit walaupunada kata-kata yang kita tidak tahu
maknanya dan yang belum dapat kita pahami, dikarenakan cerita menyesuaikan tempat
daerah Belitong.
5. Nilai-nilai Novel (Unsur Ekstrinsik)
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus
senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan
yang membelit cita-cita yang tingggi. Pada dasarnyakemiskinan tidak
berkorelasi/berinteraksi langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Banyak sekali
pelajaran yang dapat kita teladani dari novel tersebut seperti keagamaan, moral, cinta
pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita
tebak. Selain itu kita dapat mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih, penuhdedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa,
dan sebagainya.
6.Sinopsis
Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang
sangat terbatas bahkan minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu.
Hingga saat2 terakhir pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk
kelas di hari pertama. Padahal sekolah reot ini sudah diancam untuk membubarkan diri
jika murid barunya kurang dari 10 orang.
Di kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada beban biaya
yang harus ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya kesempatan untuk
mempekerjakan si anak secara penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup
yang semakin berat.
Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental,
yang disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu
tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas
dengan Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani,
dan Harun. Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh
komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada Laskar
Pelangi, yang di musim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi sore hari dengan
bertengger di dahan2 pohon filicium yang ada di depan kelas mereka.
Selanjutnya dikisahkan ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari kesepuluh anak
anggota Laskar Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi mendapat anggota
kesebelas, anggota wanita kedua, Flo.
Berkisah tentang Lintang, anak super genius didikanalam, yang rumahnya berjarak 40
km dari sekolah dan dilaluinya dengan bersepeda setiap hari tanpa mengeluh. Bahkan
ketika suatu hari rantai sepedanya putus, dia rela berjalan kaki menuntun sepedanya ke
sekolah. Dan merasa bahagia karena masih mendapat kesempatan ikut menyanyikan
Padamu Negeri di jam pelajaran terakhir…. *merinding*… (jaman SMP aku sempat
kagum dengan teman2 yang setiap harinya mengayuh sepeda dari rumahnya yang
berjarak 10 km dari sekolah, demi bisa menuntut ilmu di SMP Negeri yang baru ada di
kota kecamatan… tapi ternyata itu belum ada apa2nya).
Berkisah tentang Mahar anak genius berikutnya, tapiyang satu ini genius dalam bakat
seni. Berkisah tentang rutinitas membeli kapur tulis di toko yang jauh dari sekolah dan
berbau busuk, menggiring ke kisah cinta pertama Ikal kepada A Ling yang berkuku
indah. Tentang keberhasilan mereka mengangkat nama SD Muhammadiyah yang
selama ini selalu dianggap remeh dalam acara karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas-cermat. Tentang cita-cita Ikal. Tentang hilangnya Flo. Tentang petualangan mistis ke
Pulau Lanun menemui Tuk Bayan Tula bersama Flo dan Mahar. Dan bagian pertama ini
ditutup dengan kesedihan mendalam yang sangat mengharukan saat Laskar Pelangi
harus merelakan perginya seorang teman yang kurang beruntung…
Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar Pelangi masuk
kelas satu Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan menjelang Ebtanas SMP
di gedung sekolah yang sama dengan orang2 yang sama(tambah Flo tentunya).
Pada bagian kedua, kisah ini melompat dua belas tahun kemudian saat Laskar Pelangi
telah menjadi sosok2 dewasa yang harus berjuang menggapai peruntungannya dalam
kehidupan nyata. Masing2 menjalani suratan hidupnyayang sudah ditetapkan. Ada
yang berjalan sesuai cita2nya, ada yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang
menyerah pada nasib yang sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan yang keras dan gigih dapat
mendapatkan apa yang mereka cita-citakan.
7. Biografi Penulis
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober 1982, Andrea
Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasanganSeman Said Harunayah
dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang  termasuk desa miskin dan
letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan
segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia
mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang
banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah
nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahiria diberi nama Aqil Barraq
Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya
dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil,
ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia
remaja.
penontonnya telah memecahkan rekor Kang Abik sebelumnya, Ayat Ayat Cinta.

Bagikan

Jangan lewatkan

resensi novel laskar pelangi
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.