Thursday, October 4, 2012

kesempatan Kedua

bheta damayanti panjaitan

kesempatan Kedua


Matahari belum lagi menunjukkan pesonanya, tapi bagi gadis yang kerap di panggil Mak Itam itu sudah berangkat menuju sekolah sambil menjemput ketiga sahabatnya yang disebut geng “konyol” dengan mobilnya. Ini sudah menjadi tugas yang tidak resmi oleh cewek berkulit gelap ini dan dia tidak pernah merasa dimanfaatkan atau dijadikan sopir oleh teman-temannya.

            Tidak ada kata curiga dalam kamusnya. Sebenarnya bukan curiga, namun semua hal memang sulit dimengerti oleh Mak Itam yang loadingnya lambat itu. Dan bahkan sampai sekarang dia tak ‘ngeh’ kata loading itu apa. Akhirnya teman-temannya memilih kesimpulan yang sederhana bahwa Mak Itam itu lucu, untuk memperhalus sebutan ‘tulalit’.
            Orang pertama yang Mak Itam jemput adalah Gebak. Rumah Gebak itu tidak jauh dari kompleks rumahnya. Jadi selalu Gebak yang terlebih dahulu dijemput. Setiap naik mobil Mak Itam, Gebak selalu membawa makanan yang tak pernah absen dimakannya, hingga badannya menjadi Gebak tak karuan.
“Pagi, Mak Itam”, sapa Gebak santai begitu naik mobil penjemputnya.
“Pagi!”, balas Mak Itam ceria.
Mak Itam menjalankan mobilnya kembali. Orang kedua yang Mak Itam jemput adalah Kutilang. Cewek  centil bertubuh paling kecil, kurus, tinggi, dan langsing diantara mereka. Tapi kalau soal suara, Kutilang tak pernah kecil. Dia selalu berisik dan lucu. Sasaran utama leluconnya ialah keluguan Mak Itam.
            Karena tidak mengerti apa yang lagi dibahas, Mak Itam tak ikut tertawa dan ini yang sering membuat Kutilang tertawa makin keras.Oleh karena itu, dalam geng ini jika ada seorang yang tidak hadir, maka rasanya ada yang kurang karena semuanya saling melengkapi.
            Saat mobil Mak Itam itu berhenti didepan pagar rumah Kutilang, sudahlah biasa bila cewek cerewet itu tak juga muncul. Dia sering bermasalah soal waktu. Mak Itam sudah menekan klakson berkali-kali, namun ia tak kunjung kelihatan.
“Kutilang! Kutilang!”, Mak Itam terpaksa harus berteriak segala.
            Lalu keluarlah Kutilang dari rumah, sambil mengancingkan seragam dengan tangan kanannya dan menjinjing  banyak benda: tas, jaket, bahkan sepatu dengan tangan kirinya.
“Pagi banget sih?”, gerutu Kutilang saat masuk ke mobil dan melempar semua benda yang dipegangnya.
“Loe aja yang kesiangan”, tegur Gebak pelan.
“Tirulah Gebak, bangunnya jam 4 pagi walaupun libur, pokoknya jam 4 pagi bangun terus langsung makan”, Mak Itam menambahkan.
“Sorri ya, gue bukan gajah”, kata kutilang malah meledek.
Kutilang selalu punya celaan untuk apa saja. Orang Ketiga yang akan dijemput yaitu Bimoli. Diperjalanan:
“Gebak, bagi makananmu itu?”, pinta Kutilang dengan muka melasnya.
“Oh, itu tidak bisa”, jawab Gebak.
“Gebak,Gebak, gimana ceritanya loe bisa kurus kalau tidak mau saling berbagi”, balas Kutilang.
“Nih!”, Mak Itam langsung memberikan kotak rotinya ketangan Kutilang.
“Ya ampun Mak Itam, baik banget sih, aku jadi terharu sekali, aku tak mampu membalas kebaikanmu itu, oh Mak Itam, terimakasih”, kata kutilang dengan lebaynya.
            Mobil Mak Itam terus berjalan kerumah Bimoli. Bimoli itu cewek paling pintar, disiplin, dan paling cantik dibanding ketiga temannya. Penampilannya selalu matching. Seperti biasa, Bimoli sudah menunggu didepan rumahnya saat dijemput. Cuma tadi dia tidak sendirian. Ada motor yang tiba-tiba pergi begitu mobil Mak Itam mau berhenti.
“Seperti motor Alvian, ya?”, kata Mak Itam ragu-ragu.
“Itu memang Alvian”, kata Gebak yang melihat jelas siapa yang ada di motor itu.
“Alvian?!”, Kutilang yang sedang bersandar dibelakang langsung melompat kedepan mendengarnya.
“Ngapain Alvian kesini?”, tanya Mak Itam.
“Cowok itu tak ada matinya mendekati Bimoli, padahal Bimoli sudah sering menolaknya”, komentar Kutilang sambil geleng kepala.
“Alvian ya, Bim?”,tanya Kutilang memastikan saat Bimoli masuk mobil.
“Bukannya rumah Alvian itu jauh dari sini?, Ngapain dia lewat dulu ke……”
“Tanya aja sendiri ke dia”, potong Bimoli ketus.
            Mak Itam terus saja melanjutkan mobilnya menuju sekolah tercinta mereka. Sesampai di SMA YPA, keadaan sekolah sudah siap untuk melaksanakan upacara bendera. Geng Konyol pun menuju kelasnya masing-masing.
            Tepat pukul 7 pagi, semua siswa bergegas kelapangan dan berbaris dengan tertib untuk upacara bendera. Mereka tidak mau terlambat berbaris dan mendapat ocehan untuk kali ini dan kebetulan pembinanya pada saat itu kepala sekolah. Setelah selesai upacara, mereka masuk kekelas dan belajar seperti biasanya.
            Bel berbunyi pertanda waktunya istirahat. Geng Konyol pun mulai berkumpul ditempat biasa yaitu dimeja bundar kantin Mak Uwo. Mereka memesan makanan dan khusus untuk Gebak double. Merekapun makan bersama. Tak beberapa lama kemudian,
  “Prooottt…”, suara aneh itu terdengar sangat jelas dan aromanya merasuki hidung orang disekitar kantin.
“Siapa yang kentut itu?, aromanya membuatku terharu”, kata Kutilang sambil menutup hidung sekencangnya.
“Aku,..hehehe”, jawab Gebak dengan percaya dirinya.
“Semua orang kan bebas berekspresi”,tambah Gebak membela diri.
Semua orang dikantinpun tertawa terbahak-bahak termasuk penjaga kantin.Bel pertanda masuk berbunyi dan kembali kekelas masing-masing, karena jika sampai terlambat akan kena sanksi oleh guru. Saat dikelas,semua murid mendengarkan penjelasan dari guru, apalagi Bimoli sang Bintang Kelas.
Jam menunjukkan pukul 14.00,bel panjangpun berbunyi pertanda pulang. Semua murid pulang. Begitu pula  dengan geng Konyol yang sudah janjian berkumpul ditempat biasa sebelum pulang untuk merencanakan acara Valentine bersama.
“Acara valentine kita ini bagusnya dipenuhi dengan makanan coklat “, usul Kutilang
“Aku sangat setuju itu”, jawab Gebak.
“Yah, sepertinya itu bagus juga, gimana menurutmu Bimoli?”,tambah Mak Itam.
“Aku tak bisa ikut acara valentine bersama, karena ada acara hajatan dirumah pamanku”, jawab Bimoli.
“Sejak kapan pamanmu yang bakil itu buat acara hajatan?”, timpal Kutilang.
Merekapun tertawa kecuali Bimoli yang hanya diam saja.
“Mari kita pulang, sudah sore”, kata Bimoli mengganti suasana.
            Hari Valentine pun tiba.Mereka berkumpul ditempat yang telah dijanjikan dan saling bertukar kado,coklat,dan bercanda ria, walaupun rasanya tak lengkap tanpa Bimoli. Setelah selesai, mereka pulang dengan mobil Mak Itam. Diperjalanan, hal yang tak disangka itu mereka lihat dengan jelas. Mereka kaget melihat Bimoli dan Alvian sedang bermesraan dijalan dengan motor Alvian.
“Ternyata Bimoli bohong!”, kata Kutilang dengan geramnya.
“Tak kusangka dia seperti itu”, tambah Gebak.
            Keesokan harinya,Kutilang, Gebak dan Mak Itam berangkat kerumah Bimoli untuk sekolah dan  mendapat kabar dari pembantunya bahwa semalam Bimoli kecelakaan bersama Alvian. Tanpa berpikir panjang, mereka bergegas kerumah sakit menjenguk Bimoli.
“Bimoli, ada apa dengan kamu?”, kata Kutilang dengan khawatirnya.
Sambil meneteskan air mata, Bimoli menjawab:“Maafkan aku karena telah menyakiti perasaan kalian”.
“Kita adalah teman, dan selamanya akan tetap teman”,  balas Gebak.
“Betul itu, tidakkah kau ingat awal persahabatan ini waktu MOS SMP??? Kita sama-sama dikerjain oleh kakak kelas,kau menangis dan selalu ada kami disampingmu”,kata Kutilang mengingatkan masa lalu mereka.
“Terimakasih, kawan. Kalian selalu ada buatku walau aku udah jahat dengan kalian”, kata Bimoli.
“Aku janji, aku takkan mengulangi kesalahan ini kedua kalinya,berikan aku kesempatan yang kedua dan aku akan ikut bervalentine bersama dengan kalian ditahun depan”, tambah Bimoli menyesal.
“Yah, semoga itu berjalan dengan lancar”, jawab Kutilang.
“Amin,aku hanya menambahkan”, kata Mak Itam dengan lugunya.
 Merekapun tertawa mendengar keluguan Mak Itam.

©       Mak Itam ® Orang yang hitam kulitnya.
©       Gebak®Orang yang gemuk badannya.
©       Kutilang®Orang yang kurus, tinggi, langsing.
©       Bimoli®Orang yang bibirnya agak maju.
©       Geng Konyol®Kelompok orang-orang konyol
©       Loading®prosesnya
©       Tulalit®tidak nyambung
©       Ngeh®mengerti
©       Lebay®berlebihan
©       Valentine®hari kasih sayang

Bagikan

Jangan lewatkan

kesempatan Kedua
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.